Dering ring-ring
Seperti aku yang kerap kali mengaktifkan telepon seluler-ku,
tau-tau seseorang membangunkan untuk bertemu Sang Pencipta di subuh hari
Namun cerah diluar sana tak dapat menembus jendela kamarku
Siang hari kubiarkan gorden-nya berfungsi seperti sedia kala
Cahaya malam yang merasa lebih pantas ditunggu, membuatku
tidak sabar bertemu senja tatkala Ia berdebat dengan petang yang juga ingin
dituliskan di buku malas para tukang tidur siang
Pekerjaan mereka sama
Menunggu hembus gelap, menghirup sunyi malam
Hasilnya adalah kelam plus bonus pekat kopi legam
Setiap dzikir dari bibir yang mengecap partikel udara adalah
satu hari cuti yang langka
Walau gontai, langkah-langkah itu terus saja berjalan menantikan dering ring ring yang tak kunjung
tiba
Komentar
Posting Komentar